Secara geografis Guam merupakan pulau terbesar dari jajaran Kepulauan Mariana. Pulau sepanjang 48 km dan lebar 14 km ini masuk dalam jajahan AS setelah direbut dari Spanyol pada 1898. Jepang sendiri dapat dengan mudah menduduki Guam tak lama setelah serangan ke Pearl Harbor dilancarkan, Desember 1941. Sampai menjelang 1944, bisa dibilang Jepang tak membangun sistem partahanan yang begitu kuat seperti di Saipan. Kondisi ini mulai berubah tatkala AS mulai mendepak posisi jepang dari kepulauan di Pasifik satu demi satu. Guam menjadi salah satu pulau yang diisi garnisun Jepang dalam jumlah besar.
Peta serangan AS di Pulau Guam
Bagi AS, Guam menjadi salah satu target yang harus dikuasai kembali. Ada dua alasan yang mendasarinya. Pertama pulau ini memiliki sejumlah lapangan terbang yang secara teknis dianggap mampu menampung raksasa AS, B-29 Superfortress. Kedua, Guam memiliki pelabuhan laut dalam (deep harbor) yang terletak di Semenanjung Apra. Secara teknis pelabuhan model begini bisa dipakai untuk sandar kapal-kapal perang bertonase besar. Dengan dua aset tadi maka Guam memiliki nilai strategis sebagai pangkalan aju bagi unsur udara dan laut AS yang bakal bergerak ke arah Filipina dan Formosa (sekarang Taiwan).